Rabu, 10 September 2008

puisi ramadhan

LEBARAN DI KALIBATU

pulas dalam dekapan ibu aku menangis didiringi rasa rindu.
aku menjerit seakan semua ini nyata dalam ingatan.
kering hatiku mengingat aku bersandar pada kekosongan.
ibu.....dimana engkau? aku inginkan dirimu bersamaku diantara suasana kemakmuran ini.
hatiku kembali lemas dan kepayahan tatkala aku tahu aku tak punya ibu.
ramadhan hampa, Idul Fitri yang tidak terasa, dan jiwa yang semakin berpuasa


HIJRAHNYA HATI

rerumputan zaman yang terpekur dalam untaian makna
dimana ada bulan dan hari kala semua makhluk berubah.
serigala menjadi domba, kucing menjadi anjing, babi menjadi kelinci, dan api menjadi air.
semua berubah melewati beberapa rintangan ababil.
namun apakah semuanya berubah? mungkin akan berubahy tergantung apakah mereka punya hati atau tidak.



LELAKI GERSANG

dimanapun orang-orang melihat dia penuh jijik dan angkuh
dia adalah lelaki gersang yang tubuhnya kering kerontang tak pernah tersentuh air.
dia makan seadanya dan dari mana saja, kadang dari tong sampah, kadang mencari daiantara rerumputan sawah.
tapi bila dilihat secara logika, dia terlihat sempurna saat orang-orang makan di warung-warung kucing pada hari dimana seharusnya berpuasa.

Tidak ada komentar: