Kamis, 30 April 2009

serpih

jiwa yang abnormal tertusuk duri rerumputan zaman!
dua belas lusin kesakitan dirasakan, dan tujuh belas tangisanpun dialamatkan!
akh...akh...sura jerit yang menyayat melengking tinggi, membuat aura kematian semakin dekat.
ubun-ubun dan bulu roma berdiri merangkak seperti akan berlari mengejar gulungan ombak!
adakah yang bisa diselamatkan, atau dibiarkan menjadi butiran pasir yang terdampar dalam batu nisan.
apakah ini harus direlakan....?
atau hanya dipasrahkan????
jika iya mungkin inilah jalan Tuhan!!!!!

Jumat, 24 April 2009

dulang

timpali aku dengan pelbagai peristiwa,yang tak mungkin dlupakan.
selamat datang rantai hitam, selamat datang gejalak biru.
ini tempat bernaung para algojo kejora, yang bermain dalam rityme penentuan ajal.
semua entah nyata apa dusta, karna diriku sendiri kini tak ada?

Kamis, 23 April 2009

Tangisan Anak dalam Sangkar Bulan

Bulan terlihat durja dalam keheningan Verishotike,

untaian gairah mega dalam lingkaran pelangi hanya jadi stigma dan apriori.

namun ada tawa saat bintang dari bima sakti berjumpa dengan surya andromeda!

ternyata tawa dari seorang anak malam yang tak bisa memejamkan mata karna penuh air mata!

sang anak tertawa karna menderita, menderita tak punya orang tua, tak punya apa-apa!
langit Rushem berbisik pada bulan!, dan menyuruh sang bulan menghibur si anak malang!

bulan pun menuruti, dia mendekat pada sang anak dan membawanya pulang diantara liur mozaik jagad raya!!

Selasa, 07 April 2009

Untuk Bapak…….

Pak, kira-kira empat tahun yang lalu, aku terdiam melihat suatu pertunjukan di tengah lapangan dengan memakai baju putih biru. Waktu itu adalah hari ketiga aku orientasi masuk sma. Aku melihat bapak memakai baju hitam, penutup kepala hitam, segalanya serba hitam. Pak, waktu itu aku menebak bahwa bapak adalah salah satu guru yang sangar, pemarah, dan di takuti. Tapi ternyata aku salah pak’ setelah aku melihat bapak begitu akrab malahan sangat karab dengan para kakak kelasku waktu itu. Dan aku kemudian tahu bahwa bapak adalah salah satu guru seni d sma, dan merupakan Pembina organisasi yang begitu menonjol di sma ini. Ya, organisasi itu adalah teater awal ini. saat itu aku memang amat tertarik dan memberikan aplaus pada anggota teater awal yang memberikan pertunjukan pada acara terakhir orientasi, aku yakin pasti organisasi ini mempunyai Pembina dan pelatih yang begitu hebat, namun aku tidak mempunyai pikiran untuk masuk organisasi tersebut, karna waktu itu aku tidak merasa memiliki keahlian dalam bidang seni.
Keesokan harinya aku resmi menjadi siswa putih abu-abu, hari pertama masuk seperti biasa di mulai dengan acara perkenalan, belum membahas materi pelajaran. Dan pada saat itu setiap guru menyampaikan bahwa setiap siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dengan memilih dan masuk salah satu organisasi yang ada di sekolah. Aku menjadi bingung, organisasi apa yang harus kupilih! Kemudian secara reflex entah kenapa dipikiranku muncul wajah bapak, dan akhirnya aku memutuskan untuk masuk organisasi teater awal.
Pak, hari demi hari , dipikiranku yang terbayang hanya awal. Ingin rasanya aku mendaftarkan diri keskretariat teater awal, namun aku selalu gagal karena waktu itu aku sadar diri, apa yang kubisa bila ingin masuk teater awal. Namun suatu hari aku tak sangaja berjalan melewati sanggar teater awal dan untuk pertama kalinya aku bersalaman dan mencium tangan bapak’, dengan ramah bapak kemudian menyuruhku agar aku masuk teater awal, dan berkata bahwa kamu tidak akan tahu kamu bisa apa sebelum kamu mencobanya, bagiku itu kata-kata filoshofis yang mengandung magnet yang menariku agar aku masuk ke organisasi ini. Dan aku akhirnya mendaftar untuk masuk menjadi anggota.
Pak, pertama kali aku masuk sanggar kurasakan ada kehangatan, ada keramahan, dan ada juga keasingan yang hinggap kepadaku, dan aku tak yakin bahwa aku akan bertahan di organisasi ini. Namun keasingan lama kelamaan menyusut dan hilang oleh kehangatan dan kekeluargaan di organisasi ini. Setelah dilantik akhirnya aku resmi menjadi anggota teater awal dan sebagai anak didikmu pak, aku berjanji akan membawa nama harum bagi teater awal jika tidak dengan prestasi tentu dengan sikap dan tingkah laku aku menjaga nama besar teater awal.
Pak, bulan demi bulan aku melakukan latihan rutin, dan akhirnya aku tahu bagai mana cara bapak melatih anak didiknya. Bapak sendiri juga pasti tahu bagaimana bapak melatih kami waktu itu, apalagi bila latihan tersebut untuk pementasan drama. Untuk pertama kalinya aku memang amat seram dan takut, pernah suatu hari terbersit di pikiranku untuk keluar dari organisasi ini karna rasa takut ku kepada bapak dan di barengi dengan kemampuanku di dunia seni yang biasa-biasa saja. Namun itu tak jadi aku lakukan karena aku tahu bahwa cara melatih bapak memang begitu, itu juga untuk kami, untuk kemajuan dan keseriusan kami dalam berlatih di dunia seni ini, dan merubah orang yang biasa atau tak mampu sepertiku menjadi terampil dalam dunia seni. Bapak dalam melatih memang agak keras dan tegas tapi bila selesai latihan kalian juga tahu sendiri bahwa bapak itu amat baik, akrab, dan kocak pada anak didiknya, itu yang aku suka dengan bapak kita yang satu ini.
Pak, tahun demi tahun aku lalui bersama teater awal terkadang pula aku sering menginap disanggar kita yang tercinta, di fase ini aku menemukan arti persahabatan, arti kekeluargaan yang menurutku tak mungkin ditemukan di organisasi yang lain. Aku menemukan orang-orang yang begitu aku cintai disanggar ini, tak ada namanya senioritas atau junioritas namun masih tetap menjungjung tinggi sikap saling menghargai dan menghormati. Aku Banyak menemukan pengalaman, banyak menemukan ilmu dari para kakak angkatanku baik yang masih sekolah pada waktu itu maupun yang sudah tak memakai baju putih abu-abu(alumnus).
pak, disnggar ini kami begitu dekat, saking dekatnya tak jarang kami bertengkar meributkan masalah yang ada baik besar atau kecil, pernah pula pertengkaran itu mengakibatkan adanya jarak, tangisan, dan kesakit hatian. Tapi semua itu tidak berlarut-larut pak’, seminggu sesudahnya pasti kita kembali tersenyum, tertawa, dan bercanda bersama. Indah pak sangat indah, tahun demi tahun pun dilalui seperti ini ada senang, ada sedih, ada duka,ada bahagia, bercampur menjadi satu yang menghasilkan kenangan yang begitu mempesona dimataku mungkin juga di mata yang lainnya.
Pak sekarang aku sudah keuar dari sma ini, namun aku tak akan pernah mengikrarkan untuk keluar dari awal yang kucintai ini, demi Tuhan pak jika waktu bisa aku permainkan, aku ingin kembali kemasa lalu, kembali mengukir kenangan yang indah bersama bapak dan sahabat2ku. Kadang aku menitikan air mata jika mengenang masa lalu yang menakjubkan itu, dan aku selalu membayangkan apakah semua itu dapat terulang kembali. Sekarang aku hanya bisa berdoa agar awal bisa terus kita cintai, kita ingat, dan kita kenang untuk selamanya.
sekarang adalah hari yang bersejarah di organisasi ini, namun aku tak bisa memberikan apa-apa kecuali tulisanku yang tak jelas ini pak, pak maafkan semua tingkahku semasa dulu pak’, pak maafkan aku jika tidak bisa memberikan apa-apa pada awal, sekali lagi aku mohon maaf pak. Untuk kakak-kakakku maaf jika aku pernah berbuat salah, Sahabat-sahabtku tolong jangan lupakan awal dan jangan lupakan diriku. Untuk adik-adiku jaga terus awal, hormati bapak, dan hargai kakak-kakakmu.
Aku sayang awal, aku sayang bapak, aku sayang sahabat-sahabatku, dan aku sayang semuanya………………….

Slamat ultah Awal’ (fahmi t’bo)

LAHIR DAN BERAKHIR UNTUK MENUJU AWAL

Di bukit biru aku bersenandung dalam kegirangan yang menyeruak.
Ini memang tempat yang berupa utopia bagi mereka yang inginkan sebuah perjalanan
Perjalanan pengalaman mencari dunia yang terus dicari.
Di bukit biru itu pun aku dan mereka bergembira, bertengkar dan menangis sejadi-jadinya.
Tapi semuanya sempurna, kamil bagi kami yang merasakan bahwa kami memang bersahabat.
Mencari ilmu, mencari kenyamanan, mencari kegaduhan, dan mencari sajak-sajak bertema keutuhan keluarga.
Di bukit biru aku dan mereka merenung apakah ini akan terus kurasakan, apakah ini akan sejati?
Mereka menitikan air mata, dan aku bertanya mengapa mereka menitikan air mata?
Mereka menjawab, semua yang yang terlahir akan berakhir, dan semua yang tercipta akhirnya musnah.
Aku terhenjak, dan mengerti mengapa mereka menangis,
lalu aku berkata pada mereka, segala yang terlahir kemudian berakhir akan menuju awal.
dan yang berawal akan kembali keawal,
kita sedih karna mungkin akan meninggalkan bukit biru ini dan akhirnya berpisah seperti lolongan serigala yang tak terlihat di Himalaya.
namun aku yakin bukit biru ini tak akan meninggalkan kalian begitupun meninggalkan aku.
Dan Kalian harus tahu bahwa bukit biru ini adalah awal, ialah tempat berkumpulnya persahabatan, dan kekelurgaan yang kita jalin. Awal tak akan berakhir, tapi akhir yang menjadi awal.
Awal tak akan mati, namun kematian adalah tanda-tanda akan lahirnya awal.
Awal tak akan musnah, walau kemusnahan di mulai dari awal.
Awal akan hidup, seperti hiduipku untuk awal.
Awal selalu bersahabat, seperti aku bersahabat pada kalian.
Dan awal akan selalu mendidik, dimana engkau selalu mendidik.
Kalian bisa saja melupakan awal tapi awal tak akan pernah melupakan kalian.

Selamat ulang tahun awalku, jangan lupakan diriku (Fahmi T’bO)