Jumat, 27 Februari 2009

penghabisanku di batas usiaku

kini tak lagi senyuman yang menghiasi wajahku, hanya awan hitam yang selalu bergerak dalam ubun-ubunku.
sekarang saatnya, dan memang sekarang saatnya aku pergi dalam ketenangan dan kegalauan.
jika aku memang manusia tak berguna aku seribu kali bersujud pada manusia-manusia sempurna.
dan jika memang ini saatku aku ingin kau mengecupku untuk pertama dan terakhir kalinya.

Kamis, 26 Februari 2009

impian terakhir lelaki berjanggut

menengok kearah perut yang sedang lapar.
dan iapun merasakan bajunya yang mulai lusuh dan sobek di beberapa bagian.
didalam dirinya ia sadar bahwa dia bukanlah kera yang sedang dipelihara.
atau manusia yang bebas dan merdeka.
dia hanya serpihan kecil dari literatur kehidupan, yang membayangkan bidadari membawa hidangan kepadanya.
dia bukan gila atau kelainan jiwa, hanya saja dia ketakutan karena memang dialah yang sedang kesakitan harta.
jangut putih menjadi pertanda bahwa dia akan hilang diterjang zaman.
dan hanya impian pengakuan yang menjadi simbol bahwa inilah gelombang karma.

Rabu, 25 Februari 2009

tarian para pengemis

berdendang dalam kelaparan dan ketakutan!
diiringi nyanyian kegalauan dan buaian janji-janji.
di pelataran gedung tua mereka bersiul tentang dewa-dewa yang mamakan babi.
kadang bermain sajak yang berirama tentang kehidupan.
seterusnya dan terus mereka menari seperi kucing yang kesetanan.

Selasa, 24 Februari 2009

rekaan

jam ding2 berdentang tepat pukul 03.00 pagi.
tak kudengar adanya nyanyian ayam jantan.
yang terdengar hanya lolongan mesin jantan yg membuahi kepanikan.
ini memang rekaan,kamuplase dari berbagai terìtorial topeng-topeng satwa.

Senin, 23 Februari 2009

referensi kejatuhan

inilah kenyataan, yang harus dihadapi.
diantara gerbang keyakinan dan pertapaan menjadi padu.
apakah ini pertanda akan berjatuhannya moral dan akidah manusia.
ngeri..semua ngeri dan memmang kengerian yang akan terus dirasakan, selama bumi ini belum bergoncang,

semak

kiranya aku adalah terobosan penanam dosa.
yang berjejer di samping arwah pendusta,
leherku berlipat beton dan napasku hanya bualan dari para malaikat gadungan.
hitam dia menjadi hitam, putih dia menjadi putih.
dan aku berubah menjadi kelabu.

Kamis, 19 Februari 2009

rock, pop, dangdut

Antara Rock, Pop dan Dangdut

Manusia harusnya belajar pada Rock, Pop,dan Dangdut
Rock memiliki kekerasan yang mengikat pada harmoni irama.
Pop memiliki kesenduan, kelembutan dan ketenangan,
Dan dangdut yang memiliki sesuatu yang khas dengan bertalu-talunya gendang.
Mereka berbeda tetapi memang sama.
Manusia juga berbeda-beda, tetapi secara material sama.
Pop, Rock, Dangdut rukun walaupun saling berebut penikmat music dunia.
Manusia pun rukun kalau belum ada masalah tentang kekuasaan.
Kenapa Rock, pop, dan dang dut rukun, karena mereka berpikir bahwa mereka itu tercipta sama dari sebuah tangga nada diatonis baik mayor ataupun minor, kalu tidak ada tangga nada, tidak adalah mereka.
Kalau mereka tercipta dari yang sama berarti mereka saudara, begitu pula dengan jazz, keroncong, Underground,dll semuanya rukun!
Kenapa manusia tidak bisa berpikir begitu?

Riwayat

Ilalang Merah yang Menyeruak Kedasar Laut

Ilalang terbakar mentari siang yang mengertak,
Desiran angin dan auman sianga hanya menjadi kabar angin belaka.
Tiba saatnya dia ingin berdusta, memberontak dalam lingkaran takdir.
Akhirnya dia menjadi jalak yang terbang terbawa mimpi dan khayalan para pendeta,
Kemudian jatuh ke samudra, dan hilang ditelan ombak.





Riwayat Buku Harian Seorang Simpanan


Dimataku akulah manusia paling hina diantara binatang yang hina,
Dari semenjak lahir sedikitpun aku tak berniat seperti ini, seperi matahari yang menabrak atmosfer bumi ini.
Aku tak tahu apa dayaku untuk menentang ini aku tak sanggup,
Aku hany bias tertawa dalam kepahitan dan menjalani takdir ini dengan senyuman kesengsaraan,
Inilah diriku, diri yang tak bersih yang rela di jadikan simpanan, apa ini salah ku atau salah orang tuaku?
Yang jelas ini bukan salah Tuhan, atau salah malaikat!
Rasanya ingin sekali aku bunuh diri
pada saat itu pernah sebilah pisau akan menembus leherku, tapi suara akau mendengar suara yang membangunkan ku, suara itu melarangku untuk melakukan pembunuhan terhadap pribadiku sendiri,
suara itu berkata bahwa kematian hanya akan menambah beban dan dosa semata.
Aku jatuh tersungkur dan hanya bias meratap dalam tangisan,
Aku tak bisa apa-apa lagi hanya berharap perubahan akan menyinggahi hidupku.





Keajaiban Tatkala Kekasih Pergi

Untaian perasaan sang ibu menerima goncangan kuat.
Goncangan yang amat hebat setelah mengetahui sang suami berpulang ke alam mimpi.
Suami pergi, anak pergi, saudara pergi……..
Tangisan hanya membawa beban.
Cacian hanya membuat riskan.
Hanya do’a yang selalu dia berikan agar semuanya cepat kembali.
Setelah berhari-hari, berbulan-bulan , bertahun-tahun, masa-masa genting dilalui.
Tersenyumlah sang ibu akhirnya melihat kasih sayang illahi.

cerpenku

Perginya Kau Gadis Kecilku

Masih di waktu yang sama aku memejamkan mata karna tak tahan dengan air mata yang terus menerus mengalir, dan kesakitan pun masih setia menemani perjalanan ku ini.
Ceritaku ini bermula dari suatu tempat yang bernama Verishotike, daerah selatan Turbulace. Aku bersama ayahku pindah dari Terishome tepatnya dari Dusun Rushem, yaitu kota kecil yang dikelilingi oleh padang rumput sabana. Dan bagiku Rushem Town adalah kota yang sangat menawan yang pernah kusinggahi.
Sekarang aku pindah ke Verishotike ketempat yang bagiku ini adalah miniature dari neraka, begitu gersang, dan kumuh. Aku teringat tatkala aku bertengkar kecil dengan ayahku saat dia berencana untuk pindah dari Rushem ke Verishotike yang akupun baru dengar bahwa ada kota yang bernama Verishotike, tapi setelah ayahku mengutarakan kepindahan karena tuntutan kerjanya sebagai ahli medis pemerintah yang harus bertugas dari kota kecil ke kota kecil lainnya akupun luluh dan dengan berat hati aku bersedia untuk pindah, kalau dihitung-hitung setelah mendiang ibuku meninggal empat tahun yang lalu mungkin ada tujuhkalinya aku berpindah tempat dari kota yang satu ke kota yang lain, namun keindahan Rushem dan keunikan Verishotike lah yang sangat berkesan dalam hidupku.

Sabtu yang dingin, 7 februari pukul 08.00 pagi
Di sebuah danau di dekat taman kota aku duduk terdiam, dibawah pohon pinus tua dengan pandangan terfokus pada ketenangan danau dan keindahan kota Rushem. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh seseorang yang menutup mataku dengan tangannya dari arah belakang, dan akupun tahu bahwa seseorang itu adalah gadis kecilku. Namanya Crystaly ia tinggal di Greenfield perumahan elit di Rushem, dia itu adalah teman sekelasku di Grething senior High School. Lebih tepatnya dia adalah satu-satunya teman specialku yang paling mengerti dan pengertian pada diriku, Crystaly adalah gadis yang supel,cantik, cerewet dan sangat cerdas, saking cerdasnya dia hanya duduk satu tahun di junior high school dan langsung naik ke Senior high School. Lalu sekelaslah dia denganku walau umurnya lebih muda dariku, sehingga aku memanggilnya dengan sebutan gadis kecil.
“sudahlah Cristaly ini bukan waktunya kau bercanda”, Cristaly pun melepaskan tangannya dan ia pun duduk disampingku. Dengan tatapan yang hangat, dia merasa ada yang aneh pada diriku “kau kenapa Freinsten?” “tak biasanya kau murung seperti itu!”.
“entahlah, Cristy aku hanya bingung saja” (Cristy adalah nama pangilan dari Crystaly)
“apa, kau bingung?, bukankah hidupmu itu sendiri adalah kebingungan, Freinsten!”,”dan kenapa sekarang ini kau merenunginya?” dengan penuh keheranan Cristaly terus menatapku.
Akupun menghirup napas dan menghembuskannya dengan panjang seperti oarng yang lesu,”aku bukan hanya bingung, tapi aku juga….aku juga…”
“aku juga apa?” Crystaly memotong pembicaraanku.
“selain aku bingung, aku juga sedih Cristy!” aku menatap Crystaly dengan serius.
Crystaly menjadi tambah heran dan penasaran, “ayolah Freinsten sebenarnya apa yang terjadi denganmu”, “janganlah kau membuat aku cemas”
Akupun terdiam sejenak,lalu aku membuka tas pinggangku dan aku keluarkan tape recorder miniku, akupun memutarkan kaset firehot, untuk mencairkan suasana yang buatku ini memang sangat amat tegang.lalu terdengarlah alunan lagu you are my religion dari mini tapeku.”kemarin aku bertengkar kata-kata lagi dengan ayahku, dan aku kalah, cristaly’!””sekarang aku benar-benar harus pindah dari kota ini Crsty,!””aku akan pergi sore nanti!”
Suasana sejenak menjadi hening, hanya semilir angin yang terdengar meniupkan dahan-dahan pinus tua.
“serius kah kau Freinsten?”, “kau akan meninggalkanku?” suara Crysty terlihat parau.
Aku tak bisa berkata-kata hanya bisa menundukan kepala,kemudian mengangguk dengan pelan.
Aku tak menyangka Crystaly hanya tersenyum, namun senyuman itu begitu menakjubkan, senyuman itu adalah snyuman yang paling indah kulihat dari seorang gadis kecilku ini.
“kau ingat Freinsten, saat pertama kali kita bertemu?””waktu di kantin sekolah saat jam istrahat, kau menumpahkan segelas minuman kearahku!””dan wktu itu mukamu amat merah Freinsten laksana matahari kepanasan…hahaha” Crystaly tertawa begitu lepas, tapi kulihat dalam tertawanya itu ada suatu kepahitan yang mendera di hatinya. Akupun hanya bisa tersenyum pahit saat terkenang kembali pada masa aku pertama kali bertemu dengan crystal.
Crystaly meneruskan pembicaraannya “waktu itu kau sangat panik, dan kemudian kau memberikan sapu tanganmu kepadaku seraya meminta maaf dan menyebutkan namamau dengan terbata-bata””kenangan itulah yang terindah dalam ingatanku Freinsten, saat aku pertama melihat mata polosmu,senyumanmu, dan tingkah laku konyolmu”. Crstaly kembali tertawa namun tawanya sekarang ini agak pelan.
Aku kembali tersenyum melihat Crstaly tertawa.”aku juga ingat Crsty! saat kau pertama masuk kelas, dan saat perkenalan kau salah menyebutkan nama sekolah kita kau menyebut Greeping, dan kemudian aku juga salah menyebut nama sekolahku sendiri dengan Greeping, tapi itu merupakan kesengajaanku agar kau tidak merasa malu waktu itu!” kulihat Crstaly tersenyum dengan memandangku penuh kesedihan. “dan setelah itu kita pun tertawa bersama anak-anak kelas yang lainnya” aku melanjutkan pembicaraanku.
“ freinsten, namun sekarang kau akan pergi”’dan semua yang kita alami akan menjadi kenangan…kena...ngan yang…” kulihat mata Crstaly mulai berkaca-kaca.
Kupotong omongan Cristaly “tidak Cristy semuanya tidak akan menjadi kenangan, maksudku lebih tepatnya akan menjadi inspirasiku untuk secepatnya kembali ke tempat ini, ke kota yang indah, kota dimana aku bisa menemukan hidupku, kota dimana aku bertemu dengan gadis kecilku, kota dimana aku bisa merasakan indahnya pertemanan”
Dengan nada berat Cristaly bertanya.” Benarkah kau akan kembali kesini, menemuiku yang selalu menunggumu didanau ini, dibawah pohon pinus tua ini?”
“ya Cristy aku pasti kembali, walau aku tak tahu kpan aku harus kembali””tapi percayalah aku akan kembali menemuimu didanau, dibawah pohon pinus tua ini” aku meyakinkan Crstaly.
“kau berjanji, Freinsten?” dengan menitikan air mata Cristaly memhon padaku
“ya aku berjanji, gadis kecilku!” itulah kata terakhir yang aku ucapkan, kalau tidak karna Crstaly berada disampingku, ingin rasanya aku berteriak dan menitikan air mata ini. Akhirnya aku dan Crstaly duduk termenung seraya memandangi danau yang airnya tenang seperti tenangnya perasaan kami saat ini, dengan ditemani semilir angin pagi dan mentari yang tak kunjung menampakan diri.
Itulah saat-saat terakhir aku bersama Crstaly, dan terakhir kalinya pula aku memandang ketenangan danau kota di Rushem.


Minggu sore, 8 februari pukul 15.00
Aku melihat sekeliling rumahku yang baru ini, dan ini sangat mencengangkan bagiku, seperti nightmare di sore hari! Begitu banyak debu dan kulihat atapnya pun seperti mau roboh, banyak sarang laba-laba disudut-sudut dinding. Jauh berbeda dengan rumahku yang dulu saat di Rushem begitu rapi, bersih,dan masih kental dengan aroma pedesaan yang segar, walaupun ruamah ku dulu tak sebesar sperti rumahku yang baru kulihat ini.
“sepertinya kita harus kerja keras merapikan rumah yang barumu ini, Freinten” dengan membawa tas koper besar ayahku membawa aku kesebuah ruangan. “inilah kamar mu Freinsten!”
“ya ayah, kamar yang sangat menarik buatku” kulihat kamar ini tak jauh beda dengan kondisi dengan ruangan rumah ini yang sudah kulihat.
“Freinsten, sekarang kau bersihkan, dan bereskan kamar mu ini”’setelah kau selesai melakukannya bantulah ayah merapikan semua ruangan di rumah ini”
Aku menatap ayah ku dengan muka lemas “baik ayah,”
Kurang dari empat jam kulihat rumah baruku ini tampak lebih indah dari sebelumnya, dan akupun sepertinya akan merasa nyaman tinggal disini. Aku melihat ayahku sedang sibuk dengan dokumen dan arsip-arsip pekerjaannya, dan besok pagi adalah hari pertama ia bekerja di dinas kesehatan pemerintah Verishotike. Kaupun tersenyum melihat ayahku yang begitu sibuk melihat-lihat arsipnya sendiri, dan aku sendiri tak tahu apa yang dia cari.


Rabu malam, 11 februari pukul 18.30
Karna bosan aku pun berencana untuk melihat-lihat kota Verihotike pada malam hari, sungguh luar biasa. Banyak bintang yang bertaburan di langit Verishotike membuat aku teringat kembali keindahan danau Rushem yang aku tinggalkan, dan tentunya akupun teringat dengan gadis kecilku. Ternyata aku salah menilai Verishotike, yang tadinya aku menjuluki bahwa kota ini adalah miniature dari neraka, yang kulihat pertama kali memang mengecewakan, tapi aku salah itu bukan lah Verishotike itu adalah desa Brigin perbatasan antara Rushem dan Verishotike. Verishotike adalah kota yang indah dan keunikannya sama dengan Rushem, memiliki suasana pedesaan yang segar dan memiliki padang rumput yang luas namun sayang dirumahku yang baru ini aku tidak bisa merasakan aroma pedesaan disebabkan rumahku terlalu dekat dengan pabrik industry kulit terbesar di Verishotike, jdai kalau aku ingin merasakan udara yang segar aku harus berjalan kira-kira seratus kilometer dari rumahku menuju Hitrhem padang rumput yang ada di Verishotike. Bedanya antara Rushem dan Verishotike terletak pada saat malam hari, Verishotike lebih unggul, karna keindahan dari ribuan bintang yang menghiasi langitnya.
Setelah berjalan hampir sepuluh menit akhinya aku sampai di Hithrem akupun duduk diatas rumput yang hijau kemudian menegadahkan kepalaku hingga kemudian berbaring mengarah kearah langit, begitu indah kudapati ribuan bintang yang bersinar, sampai sinarnya mampu menerangi kegelapan dari kota Verishotike. Suasana ini semakin mengingatkanku pada gadis kecilku.


Kamis menjelang siang, 16 july pukul 10.45
Sebelum aku memberikan surat ini kepada paman Fred aku kembali membuka amplopnya dan kubaca lagi isi suratku.

Teruntuk
Cryistaly gadis kecilku

“Apa kabar gadis kecilku”? Aku harap kau baik-baik saja…
Dan tentunya aku disini dalam kondisi yang teramat baik
“Crytaly, bagaimana dengan keadaan Rushem, keadaan sekolah dan keluargamu?” Aku berharap juga semuanya baik-baik saja!
Sudah lima bulan kita tidak bertemu Crsty, rasanya aku ingin cepat-cepat kem bali ke Rushem, dan menemuimu di danau dibawah pohon pinus tua, lalu kita berdua memendangi teratai putih yang dihinggapi merpati jingga seperti saat kita terakhir berpisah, “Cristy! Apakah kau ingat?”
Sekarang aku tinggal di Canyon Park Crsty!, sebuah perumahan kecil di sebelah barat Verishotike.
Kau tahu Crsty aku ingin sekali mengajak mu ke Verishotike! mungkin suatu saat nanti.
Aku ingin kau melihat bagaimana bintang bertaburan saat malam menyelimuti Verishotike, memang langit Rushem pun banyak akan bintang namu tak sebanyak dan seindah di Verishotike.
Bila malam aku menjuluki Verishotike kerajaan bintang kejora, dan setiap malam pula aku berbaring di padang rumput Hitrhem seraya memendangi jutaan cahaya bintang, dan selalu ada satu cahaya yang paling terang diantara bintang lainnya, yaitu…. kau gadis kecilku.
Terkadang aku tersenyum, menangis dan tertawa saat aku melihat bintang-bintang itu, entah itu kenapa? Yang jelas pastinya aku merindukan seseorang.
Crsty aku disini tak punya teman seorang pun, karena aku terlalu menyibukan diri dengan persoalanku sendiri, dan dengan permasalahan ku sendiri.
Jika aku ingin mengobrol, aku berbicara hanya dengan ayahku, tetanggaku, dan kasir swalayan bila aku harus membeli sabun yang sudah habis, dan terkadang aku mengobrol dengan diriku sendiri. Ya menurut sebagian orang aneh tapi tidak menurutku dan menurutmu! “Benar kan Crsty?”
“Oh iya, Cristy!” aku menulis surat ini hanya sekedar menunaikan kewajiban hatiku yang selalu teringat akan gadis kecilnya”
Aku menulis ini dengan getir kerinduan, dan kau tahu Crsty aku menulisnya ditemani senandung firehot pastinya yang berjudul you are my religion.
Aku ingin bertanya Cristy “apakah kau juga merindukanku?”
merindukan diriku yang penuh dengan kekurangan dan keanehan?”
“atau kau sudah melupakanku, melupakan semua tentang kemalangan diriku!” sebenarnya bagus jika kau sudah melupakanku, jadi kau tidak perlu harus rindu akan diriku, karna disetiap rindu itu selalu ada air mata, dan aku tidak ingin engkau mengeluarkan air mata
“Maaf Crsty aku bertanya dan mengutarakan hal yang seperti itu!” aku tak tahu mengapa harus bertanya dan mengutarakan hal yang begitu, mungkin itu hanya ketakutan ku saja.
Crsty aku sudahi dulu surat ku ini, bukan karna kehabisan kata-kata, lebih dikarenakan terlalu banyak yang yang harus diutarakan dengan kata-kata padamu seperti rinduku padamu ini, aku takut engkau kelelahan membacanya!
Aku inginkan engkau membalas suratku ini, itupun jika kau mempunyai waktu untuk membuatnya!
Aku tak akan lupa janjiku Crsty, untuk menemuimu Didanau Rushem, dibawah pohon pinus tua, walaupun sampai saat ini aku tak tahu kapankah aku harus menemuimuimu, tapi percayalah aku akan kembali!
“Sekian dulu gadis kecilku”
“Aku akan selalu merindukanmu!”




Kulipat kertas surat ini dan kumasukan kembali pada amplopnya, kulihat paman Fred sedang sibuk dengan pekerjaannya. Paman Fred berhenti sejenak dari kesibukannya karna dia melihat kedatnganku.
“ada yang bisa kubantu Freinsten” seperti biasa paman Fred tersenyum melihat kedatangan ku, paman Fred ini adalah tetanggaku yang biasa menyapaku saat pagi hari bila aku sedang duduk santai di teras luar rumah, jadi aku sudah tak asing lagi dengan paman Fred. keseharian paman Fred bekerja di perusahaan pos pemerintah Verishotike, dan aku tak tahu dia menjabat sebagai apa disana , karena memang itu bukan urusanku.
“aku ingin mengirim surat ini paman” aku membalas senyumnya, dan memberikan suratku padanya.
“oh..jadi kau ingin mngirim surat” sambil dia melihat amlop surat. “kepada Crystaly, perumahan Greenfield Blok F nomor lima belas Verishotike”. “Freinsten, kau sudah tiga kali mengirim surat ke alamat ini, pasti surat ini kau tujukan pada seseorang yang spesial di hatimu ya?”
“begitulah paman” aku menjawab tanpa ragu.
“baiklah buatmu akan kukirim surat ini lebih cepat” lalu dia mencap suratku.
Akupun tersenyum padanya “terimakasih banyak paman!”
Dia pun memegang pundakku “itulah gunanya tetangga,Freinsten” “dan tentunya aku juga pernah muda” sambil tertawa padaku.
Aku pun tertawa mendengarnya, “ya, paman pasti kau merasakan muda, mana mungkin kau terlahir langsung dengan kondisimu saat ini” mendengar ucapanku dia tertawa kembali.
Setelah tertawanya mereda, “ada yang bisa kubantu lagi Freinsten?”
“tidak paman. Kedatanganku hanya untuk itu saja” “sekarang aku mau jalan-jalan ke Hitrhem ,paman”
“oh, ya tentu saja,Freinsten “”semoga harimu terus bahagia” sambil kembali merapikan surat yang berceceran.
“terimakasih banyak paman””aku pergi”. Sambil tersenyum padanya.

Aku keluar dari kantor pos paman Fred, dan aku tak tahu sekarang mau berencana pergi kemana, yang jelas sekarang ini aku akan pergi ketempat yang biasa membuatku bisa duduk nyaman.

Bersambung…. Nantikan kelanjutannya, makanya pantengin terus my blog www.sherlockzeta.blogspot.com

Cerpen Guruku yang Unik

RAMBO

Masa-masa sekolah adalah masa-masa yang paling indah dalam perjalanan hidup semua orang, khususnya saat SMP ( bukan sudah makan pingsan, tapi Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas, bukan sudah minum aki), hampir semua orang mengiyakan hal tersebut, baik kisah pertemanan, percintaan,dan soal keunikan guru mereka. Yang saya akan ceritakan kali ini bukan tentang pertemanan dan percintaan, melainkan tentang betapa uniknya guru-guruku semenjak aku SMP maupun SMA. Keunikan itu bukan hanya saat mengajar didalam kelas tapi perilaku diluar kelasnya. Dan tidak semua guru yang menurutku berperilaku aneh dan unik ini. Kamu juga tahu kan tidak semua manusia diciptakan secara waras, ada aja yang gila!.hehe.
Guru yang pertama aku ceritakan ini adalah…..coba tebak siapa? Mungkin kalian yang baca ada yang tahu?hehe canda deng. Guru yang pertama aku ceritakan adalah Pa Maman atau Mr Maman, guru Geografi ku saat duduk di kelas tiga SMP, beliau ini adalah salah satu guru favoritku. Mr Maman mempunyai Julukan RAMBO, bukan karna wajah atau tubuhnya mirip Rambo, tapi karna seluruh rambutnya dipenuhi oleh uban , jadi Rambo itu kepanjangan dari RAmbut BOdas (rambut putih).
Perangainya amat keras dan tegas di kelas ( sebenarnya wataknya baik). Salah satu tindakan menunjukan dia keras, bisa teruji apabila saat dia akan memulai kegiatan belajar mengajar. Pa Maman ini tidak langsung memulai pengajaran tapi beliau pertama tama akan mengintogerasi semua muridnya, beliau akan bertanya kepada satu persatu muridnya, yang ia tanyakan seputar pelajaran yang sudah ia terangkan minggu kemarin. Dan kebetulan pada saat itu dia bertanya tentang ibukota Negara-negara di asia, kalau bila ada yang salah menjawab maka siap siap dia harus menerima hukuman dari sang RAMBO, dan hukuman pada hari itu adalah,
Pa Maman berdiri lalu berjalan kearah Bor, lalu mengambil kapur(pada saat saya SMP belum ada bor putih yang memakai spidol, entah sekarang) lalu kapur itu diacungkan kepada kami “hey anak-anak sekarang bapak akan menanyai kalian tentang ibu kota Negara Asia yang minggu kemarin kalian pelajari”, “dan seperti biasa apabila kalian ada yang tidak bisa menjawabnya akan ada hukumannya”, “dan sekarang hukumannya adalah…..enk…ink…enk” sambil kembali mengacungkan kapur. “ini dia hukumannya”, semua murid melongo seperti dijidatnya ada gambar tanda Tanya. Kemudian Pa Maman meneruskan pembicaraannya, “bila kalian ada yang salah kalian akan kena ini” lalu pa maman mencurat-coret bor dengan kapur, sehingga di salah satu bagiannya menjadi putihh. “kepala kalian akan bapak pegang dan bapak gesek-gesekan jidat kalian ke bor” “maka jidat kalian akan putih, dan kalian para wanita tak perlu memakai bedak lagi” “dan kalian dilarang menghapusnya sebelum adzan dzuhur berkumandang okeh!” pada saat itu pak maman mengajar pada jam kedua sekitar jam 08.30 dan kebetulan kita pulang pukul 13.20.
“ockeh pak” semua murid menjawab dengan ketakutan, degdegan, ada yang grogi,lemas, dan ada juga yang biasa-biasa, kalau untuk yang biasa-biasa mungkin dirinya adalah orang-orang yang pintar, tapi gak tahulah. Kalau aku sendiri ya biasa-biasa, jadi menurutmu aku ini…ya.. pintar, hehehe.
Acara pun dimulai “yang pertama maju yang baris pertama, dan dari depan dulu” akhirnya teman pria ku yang malang itu pun kedepan.
“coba sebutkan ibukota india?” dengan tegas Pak Maman bertanya kepada temanku yang malang.
“anu pak..anu….” dia kelihatan takut dan ragu-ragu
“ANU APA” Mr RAMBO memotiong dengan tegas, hatikupun berbicara “ni anak bego amat gak tau pertanyaan yang gampang” aku berbicara dalam hati sambil tertawa pula dalam hati.
“oh iya pak! kaya merek sandal, new..newdelhi pak” temanku ketawa kegirangan.
“bagus…bagus” kulihat Pa Maman tersenyum. Hatiku kembali bicara “sialan ni anak bisa jawab juga” dan aku pun kesal dalam hati.
Satu-persatu temanku sudah banyak yang maju kedepan, banyak yang selamat, dan lebih bayak lagi yang menjadi korban kapur. Selanjutnya tibalah giliran teman sebangkuku.
“semoga tuhan memberkatimu, sob’!”aku berpesan padanya
“terima kasih perhatianmu tonk” dia membalas perhatianku, temanku yang kedepan ini namanya Sobirin’. Otaknya sedang sedang saja dibanding aku, hehehe.
“selanjutnya kamu ,sobirin?” sibapak bertanya yang gak penting. Sobirin pun mengangguk pelan.
“coba kamu sebutkan Ibukota Israel?” Pak Maman masih bertanya dengan tegas kepada sobirin. Dalam hati aku kembali bicara “menurutku Pak Maman ini hebat euy, dia sosok yang tidak pernah capek dalam memenuhi tugasnya”
Tak disangka Sobirin menjawab dengan tegas pula “tel Aviv, pak”
“hebat kamu, sob’ tak sia-sia jadi murid bapak”Pak Maman pun memuji si Sobirin.
Lagi lagi dalam hati aku berbicara “waduh si Sobirin bisa menjawab, hebat begete!”
Dan tibalah saat –saat menegangkan menghampiri padaku, deg-deg deg-deg deg-deg suara hatiku berbicara, dug-dug dug-dug dug-dug jantungku pun ikut berbicara, preeeet brek breeeek pantat dan perutku berbicara pula.
“ayo Fahmi kamu kedepan, sekarang ggiliranmu dodol” “malah bengong” Pa Maman menambah bebanku dengan menyebut dodol
Aku pun kedepan. “ Fahmi coba kamu sebutkan ibukota Pakistan?” masih dengan tegas Pa RAMBO mamberikan pertanyaan padaku.
“Istambul, pak” dengan tegas, Pede, dan sombong aku menjawab.
Pa Maman pun tersenyum, “Fahmi….fahmi..”
Aku pun ikut tersenyum dengan bangga.
Lalu akupun dikejutkan dengan tangan Pa Maman yang kemudian mengejutkanku dan di gesek-gesek lah jidatku pada bor. Dalam hati sedalam-dalamnya hati aku berbicara lagi dengan syahdu. “waduh sial begete nasib ku sekarang” “tapi perasaan bener deh jawabannya”
Setelah aku selesai di gesek-gesek akupun melakukan protes keras, seperti protes pemain PERSIB saat di kartu kuning. “Pak perasaan aku mejnjawab dengan benar”
Karna aku memprotes akhirnya aku kena kartu kuning lagi “ ini anak malah memprotes”
Lalu dia menggerakan tangannya menuju kepalaku lagi, tapi sekarang aku berkelit. “iya pak, aku yang salah mendingan aku saja sendiri yang gesek-gesek kepalaku ini” lalu akupun menggesek-gesakan jidat ini sendiri, dan semua teman sekelas pun riuh bertepuk tangan dan menertawakan diriku.
Akhirnya aku duduk setelah menjalani shock terapy dan aku lihat ada tujuh temanku lagi yang belum di interogasi, mereka akhirnya satu persatu maju kedepan sampai tak tersisa. Dan yang paling mengejutkan ketujuh temanku itu di tanyai tentang negara yang sama yaitu Pakistan, dan yang paling mengejutkan lagi tak satupun dari ketujuh temanku itu yang bisa menjawabnya, dan tentunya mereka juga jadi korban Mr RAMBO, hatikupun bersuara lagi “hahahaha rasain luh, pada salah semua, jadi diriku tidak terlalu malu, hahaha!”
Setalah teman-teman ku habis ditanyai pak maman pun memberikan jawaban dari pertanyaan terakhirnya yang tidak bisa dijawab oleh delapan muridnya, tentu saja dengan cara memberikan kesempatan kepada temanku yang lainnya. “hey anak-anak siapa diantara kalian yang mengetahui jawaban dari ibukota Negara Pakistan?” kelas pun hening sejenak, tak ada yang mengacung dan tak ada yang menjawab, hatikupun akhirnya senang karna ternyata semua temanku tidak tahu Ibukota Pakistan, jadi aku benar benar tidak harus malu karna pertanyaan yang aku jawab tadi salah.
Pak Maman sendiri yang kemudian menjawab. “ waduh kalian ini pada gak tahu, makanya kalau bapak menerangkan itu didengar dan dimasukan ke otak, ibukota Pakistan tuh Islamabad!” “penduduk Pakistan itu kan mayoritas islam, jadi supaya gampang menghapalnya tinggal inget-inget agama kita yaitu Islam dan ditambahi abad, jadi Islamabad””kalian ini gimana seeh”
Semua murid dikelas menjawab dan mengangguk “OOOHHH”
Pak Maman kemudian membuka buku untuk membahas materi selanjutnya, tapi sebelum dia akan membahas dia tampak tersenyum dan linglung. “anak-anak maaf ya! Apa lagi sama si Fahmi dan Ketujuh orang yang terakhir bapak tanya””pertanyaan yang terakhir itu tentang ibukota Pakistan harusnya dibahas sekarang” “memang bapak udah ngebahasnya ya?”
Serentak semua murid menjawab kecuali aku, “belum Paaaaaaaaak”
“Kalau gitu maafin bapak ya? Maklum dah tua” semua teman mengangguk, kecuali aku yang heran dan kembali berbicara tentunya bukan kepada hati lagi tapi kepada ketujuh teman yang lainnya.”luh pada bego banget sih napa tadi gak bilang aja ke Pa Rambo kalo pertanyaanya tadi belum diterangin!”
Salah seorang teman menjawab pertanyaan ku. “berarti kamu sendiri bego donk! Butinya kamu juga tadi gak bilang bahwa pertanyaannya belum diterangin”
Aku mendadak bingung “kalo aku kan grogi”
Ketujuh teman ku membalas ucapanku “ kita juga sama dodol, grogi you Know”.
Kalian tahu bagaimana rasanya di gesek-gesek pada bor yang sudah dicoreti kapur. Tidak hanya putih jidat ini,tapi juga merah karna gesekan antara kulit dan papan bor. Apalagi aku yang dua kali digesek gesek tobat dah! Tapi asyik juga sih! Coba aja di rumah!. (hehehe)
Itulah salah satu cerita menarik dari guru geogrfi SmP ku Bapak Mr Maman RAMBO, dan masih banyak lagi cerita lucu Pak Rambo ini yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu. intinya Pa Maman ini orangnya memang tegas, suaranya menggelegar dan mukanya memang kaya pemeran antagonis dalam sinetron. Tapi sebenernya baik dan creative, buktinya dia creative karena dia selalu mengganti hukuman-hukuman kepada muridnya yang salah contohnya seperti tadi yaitu gesek-gesek jidat, dan masih banyak hukuman lagi yang ia berikan kepada sang korban yang tidak bisa menjawab pertanyaan, seperti menjewer rambut dekat telinga (godeg), menjitak pala, dan masih banyak lagi yang lainnya, dan setiap minggunya hukuman tersebut tidak lah sama terus berbeda (membuktikan bahwa dia creative )
Jangan salah Pa Maman ini tidak pernah berlebihan saat memberikan hukuman, sang korban tidak ada yang pernah sampai masuk rumah sakit atau gegar otak (hehehe canda deng). Pak maman kalau memberikan hukuman masih memakai perasaan, contohnya kalau hukumannya jitak kepala, ya memang dijitak kepalanya tapi gak keras keras amat kok Cuma kaya di pukul martil aja (hehe canda lagi), yang jelas Pak Rambo ini my Favorite Teacher karna dengan hukuman itu kami para muridnya jadi serius dalam belajar, dan pada saat ulangan nilai nya gede-gede (bukan karena nyontek, tapi karna memang paham) ini dia Pak Maman.. dan kalian tunggu cerita yang unik dari guruku yang lainnya.










PI’IT

Sekarang aku ceritakan tentang guru kesenianku saat SMA, beliau bernama bapak Saepul Anwar, mengajar Seni music dan drama, kebetulan juga hingga sekarang beliau ini menjadi pembina teater. Julukan bapak Saeful ini adalah pi’it (burung pipit) bukan karna wajahnya seperti burung pipit, tapi karna perawakannya yang seperti burung pipit ini (maaf pak...hhehe) kecil dan suka terbang kemana-mana(maksudnya saat muda dia itu liar, suka menjelajah) Guruku yang bernama pak Eful ini memang guru satu satunya yang pernah kutemui di dunia ini, dia sangat dekat sekali dengan semua muridnya, apalagi dengan anak didiknya di teater dan aku salah satu anak didiknya diteater itu.
Ada satu kejadian lucu bersama pak Pi’it ini, kalau gak salah kejadiannya hari jum’at kalau tahun, dan bulannya gak tahu, soalnya gak pernah aku catat. Kalau waktu pastinya bada’ jum’at, karena kalau ba’da jum’at sanggar teater pasti penuh dengan anggota-anggotanya, bukan karena jadwal latihan teater tapi karna ada jumsih (jum’at bersih) dan papasakan (masak memasak, yang jelas masak memasak makanan, bukan masak memasak teman) jum’at itu seperti biasa, keadaan sanggar begitu tenang dan menyenangkan, anak-anak teater salah satunya aku sedang asyik mengobrol (di teater ini system kekeluargaannya sangat tinggi) tiba-tiba ada yang berbunyi beletuk…beletuk.. disusul kemudian dengan suara auw. diatas jidat ku tertera gambar tanda Tanya, “suara apakah itu”””dan ada apakah ini?” hatiku berbicara.
Alangkah kagetnya aku setelah mangetahui semua ini, ternyata suara tersebut dibuat oleh bapak kita yang satu ini, dan aku lihat pak Eful sedang membawa baskom (wajan yang terbuat dari plastic) dan kulihat sedang memukul-mukulkan pada kepala murid-muridnya yang berjenis kelamin pria, namun hal itu bukan karena pak eful sedang marah tapi itu bukti bahwa dia memang sangat dekat dengan murid-muridnya (memang kalau dipikirkan ya aneh, jadi jangan dipikirkan saja) sekarang aku tahu suara beletuk itu timbul dari baskom yang dipukulkan pada kepala teman-temanku, dan suara auw adalah suara temanku sendiri yang terkena hantaman baskom.
“hahahahahaha, lucu baget tuh muka , baskom dan muka keliatan sama” aku berbicara dalam hati, kalau tertawa tidak didalam hati. Dan semua teman-temanku yang lain, baik itu pria maupun wanita terlihat tertawa semua, karena kejadian ini memang sangat lucu. “Beletuk…….beletuk” “auwaa’’ aku dengar ada suara itu lagi dan ternyata memang itu suaraku, aku yang menjadi korban sekarang “sial banget, aku lengah Oh my god kenapa ini harus terjadi“ hatiku mengiris kesakitan, smua-teman-temanku makin keras tertawanya. Dan anak-anak cewek yang memasakpun sudah kelihatan mulai tertawa.
yang menjadi korban selanjutnya adalah temanku yang latah namanya Igin, kulihat pak eful mengarahkan tangan kanannya yang memegang baskom kejidatnya, tapi ditepis oleh igin dan tetap masih kena hantaman cuman bukan baskom yang menghantam, tapi piring seng , ternyata si igin ini salah menerapkan strategi, dia tak tahu kalau di tangan kiri pak Eful memegang piring seng, “bring..breng”(suaranya tidak beletuk lagi karna yang menghantam palanya bukan baskom lagi, namun piring seng) “auw, pak geli” sambil dengan reflek ia menepuk-nepuk jidat pak Pi’it, maklum si igin kan terkena syndrome latah, jadi dia tak sengaja menepuk-nepuk jidat pak eful. Kontan keadaan sanggar menjadi riuh lautan tertawa, aku sendiri tertawa paling kencang sekencang mobil sport buatan Italy.”ha…ha.ha..hah”
“duh ni anak malah nepuk jidat gue” pak eful tak menyangka jidatnya ditepuk-tepuk “beletuk””beletuk”, baskom pun mendarat di jidat igin, sebagai sanksi karna telah menepuk-nepuk jidat pak eful. Aku lihat baskom itu agak sedikit retak, tapi aku tak peduli karna itu bukan baskom miliku.
Setelah itu yang menjadi korban selanjutnya adalah ogi irung, lalu terhantamlah ia “brek” semua orang yang berada disanggar kaget,kenapa suaranya berubah jadi breek, tidak beletuk padahal yang menghantam jidat ogi itu masih tetap baskom bukan benda yang lain, tak dinyana stelah semua melihat ke pada si ogi , ternyata baskom itu tobros, patah dalam nya, hinga masuk ampe pangkal atas idung si ogi, karna tekstur idungnya si ogi gede jadi si baskom tidak mampu masuk lebih dalam lagi. Lalu pak Eful pun ketawa sambil mencopot baskomnya, karna itu bahan plastic jadi kalu patah si permukaan yang patah itu aga sedikit tajam, jadinya jidat si ogi cedera atau lebih tepatnya terkelupas kulitnya.
“ maaf rung’” “kirain baskomnya gak rengat” “tapi gak apa-apalah itung-itung pegalaman” pak Pi’it meminta maaf pada Ogi, dan tentunya yang lainnya makin tertawa ampe sakit perut karna melihat kekocakan pak eful dan malangnya nasib si ogi, aku juga terbahak-bahak sekali melihatnya,dan aku lihat si Iginpun tertawa sambil di barengi dengan tarian-tarian jaipongan.
Itulah salah satu cerita lucu dari Pak Saeful Anwar ini, dan tentunya masih banyak lagi cerita yang lucu dari Pak Eful ini yang tak mungkin diceritakan satu persatu, pak eful ini adalah guru sekaligus ayah bagi murd-muridnya apalagi bagi anak-anak teater, dia sosok yang kocak, namun kalau saat mengajar dia tetap serius dan tegas, apa lagi saat mengajar drama dia tuh kiler abis. Namun dia itu satu-satunya guru bagiku yang membawa bekal kepada murid-muridnya menjadi mandiri khususnya diriku, salah satu contoh, pada saat itu sekolah sedang direnovasi, namun keadaan belakang sanggar yang mengkhawatirkan tidak ikut direnovasi oleh pihak sekolah, oleh karena itu pak eful berinisiatif menyuruh murid-muridnya salah satunya aku untuk mengambil batu bata dan semen milik sekolah pada waktu kira-kira sudah magrib (bukan nyuri loh, tapi minta namun gak bilang) “mi, ambilkan bata dan semen di depan sekolah!”kata pak eful
“oke pak” dengan tegas aku dan yang lainnya menjawab, kebetulan aku dan teman-teman yang lainnya sering menginap disanggar bila kegiatan belajar mengajar libur keesokannya.
“pak ini batu bata ama semennya!” akupun melapor pada komandan.
Lalu aku dan teman-teman yang lain pun di berikan tugas masing-masing, ada yang ngaduk semen, masang batu bata, masak, dan lain-lain (coba gak mandiri gimana kami) tapi kami melakukan semuanya dengan ikhlas, senang, dan mengambil ilmu dan manfaatnya (thanks Pa Eful, You are my best teacher)
Inilah salah satu hal yang berkesan bersama pak Saeful Pi’it Anwar pada saat masa-masa SMA, dan nantikanlah keunikan guru-guruku yang lainnya.

to My memories friends Ginanjar etet Udug Samudra, Hazmi Ogi Irung, Ucil merah, Yandi anyun, Agus Toa,dikri bodas, Galih Zebagh,Teh Rena, Ari BOLOTOTH, Acuy gagap, Fery Cadel, Daus Keler, Angga Hikmah, Dedy Cimin, Teh Rika,Lena Apem, Eka ebez, Argi Pohang, Bayu ananta,Gingin dosol, Vica Fonie(sekarang gak tau berfoni atau enggak), Ratih Cadel, tiwi KUda, Weny Cadel,Raisha Otot ,Rizka etet, Eva Evroot Ci pepe,rin2 letik, Tari STTB, Fajar GAGAp, fajar leutik, Ardi cengos, Adon asep dono, Giina jenonk,si ma’il, humam concorang, risman lighting, regi, Ulfah cobra, Julihe, Rivo innocent, pipit, Oink,Yokeu karang, Opick,Nurul, ikmal, Devi cinghai, Andri pitung, Om Brai, om Brei, Raymon nu kasep, Menye, Gilang my Brother,Firsa, Rita, dewi dewok, nita emphot, Bayu, dan masih banyak lagi yang tak bias saya sebutkan satu persatu, klo mau protes silakan protes ke my blog www. Sherlockzeta.blogspot.com

Selasa, 17 Februari 2009

28 oktober



Mabuk Merah Jambu

Hehe…haha….ee…ee..terbata-bata dia menyebutkan huruf demi huruf!!!!

Sebenarnya apa yang dia perbu

at…tersenyum…tertawa dan terbata-bata ?

Apakah dia gila?

Atau mungkin dia mabuk cinta? Mabuk cinta seperti mukanya yang merah jambu!!!!

Hemm… lebih tepatnya ia mungkin gila karena sudah terlalu mabuk ia demi cinta!!!!

Seperti aku sendiri yang gila karena tak punya cinta merah jambu!!!???






Monitor Yang Berkabut

Sekali lagi banyak penegasan y

ang terjadi didalam kehidupan.

Serangkain nada dan irama membuat semua manusia bergelut dengan monitornya sendiri.

Du puluh empat jam tepatnya, para manusia ini mencari kehidupannya didalam argument monitornya sendiri.

Seperti halnya dia, seorang ibu atau wanita setengah baya yang hidupnya dipasrahkan pada sebuah monitor.

Saking ia tak peduli pada kehidupan dis

ekitarnya, ia sendiripun tidak peduli dengan monitornya sendiri yang sudah berdebu dan berkabut.

Bukan salah Tuhan dan bukan salah zaman yang menjadi edan! Namun inilah sebenarnya konsep dari kehidupan.







28 Oktober

Sekarang adalah waktumu untuk membuka mata, bahwa engkaulah yang sempurna.

Tak perlu lagi engkau menitikan air mata hanya untuk kehidupan yang terus berputar.

Ingat waktu terus berjalan dipenuhi ken

angan dan masa depan.

Engkau perkasa, dan engkau tak tahu bahwa engkau perkasa.

Engkau mengagumkan dan engkaupun tak tahu bahwa kau benar-benar mengagumkan.

Sekarang bukalah matamu dengan lebar, majulah kedepan ditemani indahnya senyuman! Layaknya senja yang bertemu dengan malam.

Sekarang 28 0ktober tertawalah riang dan akupun tertawa melihatmu tertawa.

Hapy bthday gadis kecilku’






Perginya Kau Gadis Kecilku


Seperti biasa hanya lamunan y

ang kupersembahkan pada mentari pagi yang menyapa bumi.

Tak sekedar hanya lamunan namun berisi tentang manusia yang merasa kehilangan.

Sedih memang ini sedih…tapi apa yang bisa diperbuat oleh lelaki yang tak punya nyali sepertiku.

Hanya kebohongan yang bisa aku ungkapkan pada diriku sendiri, dengan berkata bahwa aku tidak apa-apa, sama seperti biasanya!

Kadang kejujuran pun yang harus kuterima pada kejiwaanku sendiri!! Bahwa aku memang kehilangan gadis kecilku yang berada disampingku.

Kepada gadis 28 octbr’

Senin, 16 Februari 2009

kerumunan

RITME

diantara kerumunan senja, dia sang gadis kecilku, menatap mata air yang dihinggapi air mata kelelawar!
kelelahan, memang ini adalah kelelahan yang menghampiri jiwa-jiwa egosentrisme kehidupan
gadis kecilkupun mengalihkan pandangan seperti jam analog yang berganti jam digital.....................dan semua pun lenyap deterpa batas.